Langsung ke konten utama

Promisi dampel gratis Untuk meningkatkan Langganan


Busana Muslim - Kalau anda menawarkan produk atau menawarkan jasa anda kepada konsumen baru, apa yang paling anda takuti? Apakah anda takut ditolak atau anda takut produk atau jasa anda dicerca?

Kalau anda tanya saya, saya paling malas kalau konsumen tersebut “menolak sebelum mencoba” produk saya. Saya sering sekali mengalaminya. Rasanya “gregetan” kalau orang Jawa bilang.

Kebetulan saya mempunyai seorang teman bisnis yang sering kali berdiskusi dengan saya. Dia bergerak di bidang properti dan beberapa kali mengikuti seminar tentang bisnis dan investasi. Suatu saat teman saya tersebut bercerita tentang seminar yang baru saja ia ikuti di Jakarta.

Kemudian ia menceritakan tentang teknik promosi produk yang dilakukan oleh pemilik Kebab Turki Babarafi, mas Hendi.  Mas Hendi mempunyai cara unik dan simpel untuk mengenalkan Kebab Turki Babarafi-nya ke konsumen. Dan ternyata cukup efektif.

Caranya seperti ini, ia mempromosikan produknya di sebuah mall besar. Roti kebab turki buatannya dibagi menjadi 4 potong. Kemudian ia menggunakan teknik promosi free sampel tersebut, memberikan setiap orang yang mau masuk ke mall potongan kebab turki tadi. Anda tahu mengapa mas Hendi memilih orang yang mau masuk ke mall yang ia berikan potongan kebab turkinya?

Karena kalau ia berikan orang yang mau masuk ke mall, pada saat orang tersebut mau pulang, ada kemungkinan orang tadi akan membeli kebab Turki miliknya. Jadi teknik promosi free sampelnya berjalan. Beda jika yang dikasih orang yang mau pulang. Teknik promosinya tidak efektif. Bisa-bisa 2 hari lagi baru beli. Atau bahkan nggak beli karena sudah lupa.

“Wah, teknik promosi free sampel ini ide yang bagus”, pikir saya. Kemudian saya pelajari lebih lanjut teknik promosi free sampel tersebut. Akhirnya saya tahu alasan mengapa konsumen susah mencoba produk atau jasa baru.

Mereka khawatir jangan-jangan mereka membayar terlalu mahal atau produk atau jasa yang mereka beli tidak sesuai dengan yang mereka inginkan. Inilah resiko yang ditakuti oleh para konsumen. Makanya anda harus menguasai teknik penjualan agar produk atau jasa anda laku.

Salah satu caranya adalah dengan memberikan teknik promosi free sampel ini. Dan kalau menurut pak Tung Desem, teknik promosi free sampel tersebut bisa anda berikan dengan dua cara :

Gratis produk atau jasa dalam ukuran kecil.
Gratis produk atau jasa dalam ukuran normal.
Untuk contoh kasus diatas, mas Hendi memberikan teknik free sampel dengan menggunakan cara yang pertama, gratis produk dalam ukuran kecil. Contoh lainnya adalah voucher gratis 1 jam koneksi internet di warnet. Anda bisa gunakan jam-jam dimana warnet sepi pelanggan. Misalkan jam 3 pagi sampai jam 9 pagi.

Harga sewa warnet anda adalah 3 ribu per jam. Padahal pada jam-jam tersebut, anda tetap harus menghidupkan AC, menggaji pegawai dan membayar listrik walaupun warnet anda sepi

Anda bisa terapkan teknik promosi free sampel dengan memberikan penawaran menarik “Gratis voucher interent 1 jam setiap harinya selama 1 minggu senilai 21 ribu rupiah, khusus jam 3 – 9 pagi”. Anda sebarkan voucher itu ke konsumen baru. Biayanya sebenarnya kan murah. Anda hanya butuh kira-kira 2 ratus rupiah per lembar untuk bikin kertas vouchernya.

Setelah mereka merasakan cepat dan nyamannya warnet anda, mereka dengan sendirinya akan memakai koneksi internet anda lebih dari satu jam.

Lha wong buka facebook saja nggak kerasa sudah 45 menit. Belum chatting sama browsingnya. Anda bisa dapat pemasukan pada jam-jam sepi tersebut. Belum lagi pemasukan dari soft drink jika anda berjualan softdrink.

Jadi, yang terpenting adalah usahakan konsumen mencoba dulu produk atau jasa anda. Caranya ya dengan teknik promosi sample gratis tadi.  Setelah mereka merasakan manfaat produk atau jasa anda, baru anda tawarkan yang berbayar. Anda mau coba strategi promosi penjualan free sample ini?

Sumber Artikel : dokterbisnis.net

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAOS ANAK BERNARD,OOGLIES, SHAUN, OSCAR

Seperti yang kita ketahui dunia perfilman sangat mempengaruhi pikiran anak-anak dan tidak dipungkiri akan mempengaruhi juga pikiran anda, jangan salah jika anda pun akan tertarik pada apa pun hal yang membuat anak anda tertarik, satu alasannya yaitu agar anak anda senang. untuk itu kami memproduksi baju kaos bergambar bernard bear sang beruang, walaupun dalam cerita beruang ini, si bernard selalu "pikarunyaeun" tetapi sebagian anak menyukai tokoh beruang yang satu ini. selaitu kami memproduksi baju kaos stelan bergambar ooglies, shaun the sheep dan oscar oasis. Cat yang kami gunakan untuk proses penyablonan adalah kuaret, dengan hasil kuat, tidak luntur dan sedikit mengkilap. teknik yang kami gunakan adalah separasi gamabr C,M,Y,K. mungkin aga sulit buat kami melakukan hal ini tapi insya allah hasilnya ga jelek-jelek amat. Kami sangat meminta maaf karena gambar tidak pernah kami tampilkan, bukannya apa-apa, tapi ketika hari minggu tanggal 10 juli kmaren, hasil produksi kami l...

Pesona Misteri Hijab Burqa

Misteri Burqa - Pernahkah anda secara tidak sengaja melihat seorang wanita yang mengenakan pakaian yang hampir mirip seperti mukena yang menutupi seluruh tubuh dari ujung kepala hingga ke ujung kaki ? jika pernah, hal apa yang terbersit dalam benak anda ketika itu ? memang pengguna busana muslim hijab Burqa di Indonesia masih terbilang sangat jarang sekali. Tidak jarang akhwat yang menggunakan hijab semacam ini mendapatkan tatapan sinis dari orang- orang di sekeliling. Hal ini bukannya tidak beralasan. Maraknya pemberitaan tentang terorisme dan isu-isu adanya sekelompok aliran sesat yang mengatasnamakan Islam sebagai Agama menyebabkan pengguna hijab Burqa di Indonesia menjadi kaum yang selalu mendapat cibiran negatif dari kelompok sosial di masyarakat karena adanya anggapan bahwa pengguna hijab Burqa terkesan misterius dan menutup diri dari pergaulan sosial. Sejarah penggunaan Burqa berasal dari kebiasaan wanita muslim di Afghanistan, Pakistan dan beberapa dearah di India utara. Hijab...

"KONVEKSI" BANDUNG BAJU DINAS, KEMEJA, STELAN, SERAGAM

Contoh Baju Dinas